Berpuisilah ~ Lalu dengarkan Jiwamu ~ Kau Akan Menemukan yang Hilang Tak Pernah Pergi

Puisi-puisi Alhusni Aris

Makna Dua KepalaKarya Alhusni Aris
Pagi ini
aku sempat gila
sebab bersua dengan dua orang yang beda bentuknya.
Di gedung lantai tiga
aku bersua orang pertama
dia berjalan tanpa kepala
entah sebab apa.
Lalu kudekati sembari bertanya
"Di mana kepalamu?"
Dijawab: Aku meletakkannya di rumah
kutinggal saja di sana
jika kubawa orang-orang akan iba dan aku tidak suka.
Sedang orang kedua
kusua di toilet
mungkin ia baru saja buang air,
entah sebab apa ia lupa mengunci resleting.
Aku terperanjat
rupanya ia tak berpunya.
Lalu kutanya,
"Punyamu mana?"
Dijawab: Hilang! Mending aku kehilangan itu daripada tak berkepala.

Tuanku
Karya Alhusni Aris
Siang itu ia datang,
air mukanya keruh,
pakaian tak rapi,
di tangannya ada modul,
dengan itu ia jelaskan materi.
Hanya sekejap,
entah sebab apa
penjelasan pun terhentikan.
Lakunya aneh,
kami jadi takut.
Lepas itu, modul ia kesampingkan
dan bercurhat dengan kami.
Katanya, “Anak-anakku bodoh-bodoh.”
Kami tertawa mengetahui itu
sedang ia kulihat malah ikut tertawa.
Beberapa saat kemudian
mukanya kembali keruh,
sikapnya langkah,
tawa pun kami hentikan.
Namun, tiba-tiba ada
rekan duduk di belakang lancang
“Istri Tuan bagaimana?” Iya cekikikan di sana.
Dijawab: Istriku tidak bodoh
jika kukata bodoh, lantas ia tahu, aku tidak akan punya anak lagi.
Kami tertawa, ianya malah tertawa juga.
Alhusni Aris Mahasiswa Semester VI di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Syiah Kuala.

sumber : OaseKompas
Tag : Puisi
0 Komentar untuk "Puisi-puisi Alhusni Aris"

Back To Top