Berpuisilah ~ Lalu dengarkan Jiwamu ~ Kau Akan Menemukan yang Hilang Tak Pernah Pergi

Puisi-puisi Abdul Hamid Nasution



Kopi Air Mata
Pagi ini kuseduh kopi air mata. Pilunya hati sesakkan mata.  Apa yang menjadi noda dalam diri hingga Tuhan menyembelih kasih dalam cinta. Aku tak pernah bermesra dengan dia. Apalagi satu celana.
Dalam hatiku hanya ada tanda tanya. Dia yang meninggalkanku semoga tak merana. Sebenarnya tak ada dosa. Hanya ada salah dan lupa. Kita tak perlu menadah dan berdoa. Biar Tuhan ampuni kita. Apa lagi hanya diam tanpa makna.
Kucoba meraba ikatan kita. Ikatan tanpa saudara. Melainkan ikatan menyambung cinta.
Aku yang punya kasih kini tinggal di pulau-pulau lupa. Lupa pada makna dosa. Dosa yang terasa di dada. Sebab cinta yang dituju bukanlah dia.
Masih pagi ini. Kumulai menjamah bara. Sebenarnya aku saja yang menyambung rasa. Tanpa sambutan dada.
Jadi aku tak boleh marah padamu yang berdusta dan meninggalkan kita beserta biji Nangka.


Rinduku Lesu di Dahan Rasau
Kenapa kita tak semesra dulu
Saat kau rangkul dengkul yang masih lugu
Waktu kau seperti burung yang  lesu di dahan rasau
Berkicau dalam salju kadang debu
Sekarang gigimu saja sudah dungu
Hatimu meraba jemu
Padaku, Rindumu tak bermutu
Lugumu merisau
Tak sampai jamku mengigau
Waktunya kutuai benih-benih galau
Yang sempat kau tanam dalam kalbu
Sebenarnya, apa yang kau maksud saat kita bergurau
Di sudut pilu


Jujur dalam Sepi
Palingan kau itu celingak cellinguk
Lihat aku yang gugup dalam degup
Karena tadi kau tersungkur dalam lebur yang gugur
Tambah lagi kau makan bubur yang uzur

Jadi, apakah kau merasa jujur ketika kata-katamu serasa guntur
Ah, aku rasa kau manusia setengan punah
Yang hidup dalam diam sejagad sumpah
Buktinya kau sudah lupa
Dengan janji yang terikat dengan pita

Besok-besok kau tak usah bangun lagi
Biar kau tak kusapa dalam janji sepi



Abdul Hamid  Nasution.  Kelahiran Angkola-Tapanuli Selatan 23 tahun lalu. Suka dunia jurnalistik dan sastra. Puisi-puisinya terbit di Riau Pos dan  Metro Riau. Puisinya juga tergabung dalam buku antologi puisi Sepotong Rindu dalam sarung. Ia mahasiswa Universitas Islam Riau. Aktif di Pers Mahasiswa AKLaMASI UIR

Tag : Puisi
0 Komentar untuk "Puisi-puisi Abdul Hamid Nasution"

Back To Top