id.wikipedia.org- Hans Bague Jassin, atau lebih sering disingkat menjadi H.B. Jassin (lahir di Gorontalo , 13 Juli 1917 – meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000 pada umur 82 tahun) adalah seorang pengarang, penyunting, dan kritikus sastra ternama dari Indonesia.H.B. Jassin menyelesaikan pendidikan dasarnya di HIS Balikpapan, lalu ikut ayahnya pindah ke Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dan menyelesaikan pendidikan menengahnya (HBS) di sana. Pada saat itu ia sudah mulai menulis dan karya-karyanya di muat di beberapa majalah. Setelah sempat bekerja sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu, ia menerima tawaran Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka tahun 1940. Setelah periode awal tersebut, H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra pada berbagai majalah budaya dan sastra di Indonesia; antara lain Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.
Berikut puisi-puisi H.B. Jasin
Kesasar di dalam Pikiran
Pernah kubaca, manusia angkuh berkata:
“Akulah puncak segala yang sudah.
Dan mengandung segala yang datang.”
Sunglap kata, sunglap pikiran,
Ahli pikir, ahli penyair, pujangga-pujangga.
Semua mereka berputar-putar
Ke sasar di dalam pikiran
Semua suara ‘lah pernah kudengar,
Yang bodoh, yang bijaksana,
Yang bijaksana sebijaksananya,
Berpuluh abad sudah tuanya.
Tiada ubah-ubahnya,
Ah, membosankan belaka,
Permainan khayal bagi orang tiada bekerja,
Melupakan dunia yang nyata.
1943
Ciptakan Dunia Bahagia
Alangkah rapuh badan manusia
Walau seabad hidup di dunia
Hanya sedetik di samudra masa,
Lebih lama waktu terasa
Lebih hebat menderita raga dan jiwa
Oleh dikacau nafsu kebendaan,
Di atas bumi sedang berputar
Hilangkan angkara murka
Ciptakan bahagia di stasiun antara
Dari keabadian ke keabadian
1945
Perbaruan Tekad
Di tempatku terpencil jauh terasing
Kudengar suaramu penyanyi radio
Engkau menghibur hati dan jiwa
Orang yang sakit badan merana
Di tempatku terpencil jauh terasing
Kubaca madahmu, wahai pengarang
Kau alirkan rasa, kau atur pikiran
Terkuak kegelapan, menyinar benderang.
Kulihat pula sekeliling orang berjasa
Dokter dan suster, mantri dan kacung
Bekerja bersama dalam susunan
Melawan penyakit menumpas derita.
Demikian adanya hidup di dunia
Saling membantu bahagia membahagiakan
Ya, Tuhan, kembalilah tenaga, kuatlah sayapku,
Aku ingin turut berbakti.
1945
Mimpi dan Hidup
Pernah saudara bermimpi
Mendapat uang perak dan emas,
Lekas digenggam kuat dan keras,
Takut ‘kan hilang orang rampas,
Kemudian terinsyaf bangun,
Tiada sesen di dalam kantung?
Nampak saudara orang
Mengumpul harta dunia,
Memeras tenaga cepat lekas,
Inginkan harta limpah-limpahan,
Kemudian...
Diusung ke kubur
Di dalam kafan?
Saudara. Coba bandingkan:
Mimpi dan Hidup mana yang benar,
Dalam kedua tiada bawaan.
1942
Selintas Kesan
Genderang berderam-deram,
Sepatu berderap-derap,
Terompet meteret-tet-tet,
Sorak manusia riuh gempita.
Lihat mereka tegap dan gagah,
Arab, India, Tionghoa, dan Indonesia.
Berbaris rapat teguh bersatu,
Satu tujuan: Asia Raya!
Menderu melintas mesin udara,
Tamsil pelindung yang Maha Kuasa,
Atas rakyat berjuta-juta.
Seluruh Asia bangun berbangkit,
Melepaskan belenggu perbudakan Barat,
Menuju Sinaran Matahari Terbit.
(Dimuat dalam Panji Pustaka No. 20 Th. VI, 16 Maret 1942)
Doa
Di atas runtuhan lahir dan batin
Oleh gempa peperangan dunia
Dalam sedih dan duka dunia berjuang
Terlahir Negara Indonesia Merdeka
Semoga bangsa mulia sempurna
Senantiasa ingat kepada Tuhan
Penjelmaan lahir segala yang indah
Di dalam laku dan perbuatan
Ya, Allah, berilah ilham yang suci abadi
Dalam pekerjaan bangsa kami
Turut membentuk perdamaian dunia
Manusia utama lahir dan batin
1945
Mungkin anda akan membaca juga puisi penyair lain:
Tag :
Puisi H.B. Jasin
0 Komentar untuk "Puisi H.B. Jasin"