Berpuisilah ~ Lalu dengarkan Jiwamu ~ Kau Akan Menemukan yang Hilang Tak Pernah Pergi

Pijakan

Penjual angkringan melamun
Menatap muda-mudi bercengkrama
Pada pijakan tanah suci
Menunggu rezeki menghampirinya
Bagitu jua
Pengamen menyanyikan lagu
Tentang kota metropolitan tentunya

Saat malam kemudian menyambutnya
Gesekan pohon beringin berangsur menghilang
Tertangkap awan yang menghilangkan warna langit
Saat itu
Ku menatap anak kecil dan lebih kecil lagi di pojok lapangan
Menangis, berkain kumal dan kehujanan

Hati iba
Sama pijakan buminya namun beda nasibnya
Aku melangkah pelan dalam derai hujan yang merata
Menatapnya penuh sayang dan tak tega
Aku kemudian menyapanya
"Ke mana ayah ibumu dek"?
Dia menjawabnya
"Ayah ibuku pergi meninggalkanku"
Isak tangisnya mengiris jiwaku tanah yang ku pijak juga meratapinya
Kemudian ku bertanya lagi
"Mengapa mereka pergi?"
"Karena mereka tak sanggup membiayai hidupku dan adikku"
Begitu jawabnya

Aku panas saat hujan
Hatiku terbakar ceritanya
Aku menghampirinya dan ku beri beberapa lembar uang kertas
Kemudian aku pergi darinya
Saat itu kutengadahkan tangan
Saat hujan dan mustajab
Semoga anak-anak itu bahagia masa depannya
Walaupun aku belum bisa membawanya bersamaku
Semoga kelak pijakanmu lebih kuat dariku
0 Komentar untuk "Pijakan"

Back To Top