Mentari
Masih saja gelap
Saat malam tiba
Tetapi,
Bukan itu
Jengkal pikiranmu terbatas
Saat kedua kakimu melangkah
Bergerak
Lurus
Kanan-kiri
Melangkah, berjalan dan berlari
Saat itu
Malam tetaplah malam
Gelap,!!
Tetapi Mentari
Tetaplah menerangi
Di lain bumi
Itulah ibumu
Begitu jua
Saat perjuangannya
Ibumu
Tak kenal lelah
Seperti mentari
Menyinari
Tak kenal padam
Ibu
Saat kami
Tak lagi bakti padamu
Mentari murka padaku
Ibu
Detik bergulir dalam diam
Penjagaanmu tak kenal batas
Riak temetes air membasuh dedaunan
Embun pagi mengikat kesejukan
Teduh di terpa angin semilir
Begitulah Engkau Ibu
Mata mereka, kami dan kita
Sebagai saksi perjuanganmu
Menimang dan menyambut
Pada batas bait tak certatat
Bahkan tak sanggup mencatat
Ibu
Di sudut ruang hembusan napas
Aku merapat
Pada janjiku
Terus berkiblat
Mengiris semangat
Pada baktiku untukmu
Menuju hidup
Kekal abadi
Masih saja gelap
Saat malam tiba
Tetapi,
Bukan itu
Jengkal pikiranmu terbatas
Saat kedua kakimu melangkah
Bergerak
Lurus
Kanan-kiri
Melangkah, berjalan dan berlari
Saat itu
Malam tetaplah malam
Gelap,!!
Tetapi Mentari
Tetaplah menerangi
Di lain bumi
Itulah ibumu
Begitu jua
Saat perjuangannya
Ibumu
Tak kenal lelah
Seperti mentari
Menyinari
Tak kenal padam
Ibu
Saat kami
Tak lagi bakti padamu
Mentari murka padaku
Ibu
Detik bergulir dalam diam
Penjagaanmu tak kenal batas
Riak temetes air membasuh dedaunan
Embun pagi mengikat kesejukan
Teduh di terpa angin semilir
Begitulah Engkau Ibu
Mata mereka, kami dan kita
Sebagai saksi perjuanganmu
Menimang dan menyambut
Pada batas bait tak certatat
Bahkan tak sanggup mencatat
Ibu
Di sudut ruang hembusan napas
Aku merapat
Pada janjiku
Terus berkiblat
Mengiris semangat
Pada baktiku untukmu
Menuju hidup
Kekal abadi
Tag :
Puisi Perjuangan
0 Komentar untuk "Ibuku Mentariku"