Angin bertiup kembali ke malaka
Menerabas hijau pepohonan kering di sabana
Serulin gembala nyaring merdu
Biola gesekkan irama nan syahdu
Engkau menuju kota tua
Pada barak pengungsi berjejal terserak
Menangkap bulan tak purnama
Pada pemompa darah tak berdetak
Selepas meninggalkan jejak
Pada makam yang telah terkoyak
Engkau menyatukan ribuan doa
Merangkai puing-puing yang tersisa
Kini angin tak bertiup kembali
Ketika wajahku terasa sendu
Saat malaka seakan tak bertepi
Menjawab jutaan rindu mengebu
Kini senja menghampiriku
Pada dermaga batu
Melesirkan kenang indah wajahmu
Pada waktu yang mengawal rindu
Engkau berjalan pada titian hening
Merangkak kepedihan di wajahku
Menggoreskan luka yang penuh pilu
Pada raga yang kurus kering
Saat malaka kembali ke pangkuanku
Ku taburkan mawar penghangat tubuhmu
Dalam ayunan irama kerinduan
Mendekap erat rindu tertahan
Menerabas hijau pepohonan kering di sabana
Serulin gembala nyaring merdu
Biola gesekkan irama nan syahdu
Engkau menuju kota tua
Pada barak pengungsi berjejal terserak
Menangkap bulan tak purnama
Pada pemompa darah tak berdetak
Selepas meninggalkan jejak
Pada makam yang telah terkoyak
Engkau menyatukan ribuan doa
Merangkai puing-puing yang tersisa
Kini angin tak bertiup kembali
Ketika wajahku terasa sendu
Saat malaka seakan tak bertepi
Menjawab jutaan rindu mengebu
Kini senja menghampiriku
Pada dermaga batu
Melesirkan kenang indah wajahmu
Pada waktu yang mengawal rindu
Engkau berjalan pada titian hening
Merangkak kepedihan di wajahku
Menggoreskan luka yang penuh pilu
Pada raga yang kurus kering
Saat malaka kembali ke pangkuanku
Ku taburkan mawar penghangat tubuhmu
Dalam ayunan irama kerinduan
Mendekap erat rindu tertahan
Tag :
Puisi RIndu
0 Komentar untuk "Malaka"