Berpuisilah ~ Lalu dengarkan Jiwamu ~ Kau Akan Menemukan yang Hilang Tak Pernah Pergi

Puisi-puisi Dewi Kharisah

Bertanya Perejah
Kamu merejah tanpa arah. Cuma berbekal seikat rasi najma. Kamu terus merejah. Di persimpangan siku berlengan buntu, aku berjumpa denganmu. “Kurasa kau tak bisa meneruskan rejahmu. Ini buntu.” Kataku. 
Kamu bergeming serupa semula. “Tetapi tidak dengan kepalaku.” Tampikmu dalam kepala. Sambil duduk mendagu lutut, memejamkan mata; meneruskan merejah.
Mei, 2013

Kuku
Aku mempunyai cinta seperti kuku; berkala dibatasi supaya tak berlebihan lantas melukai si empu.
(2013)

Mimisan
Senja adalah langit yang mimisan. Sebab dari merahnya, mengalirlah rerupa duka di lembah philthrum. Pada rindu yang berdebur menghantam pantai dada.
(2013)

Kardus
Papa mengais kardus. Mama memasak sayur pupus. Aku terus mengunyah kimus. Rumah kami kardus.
(2013)

Per Nol
Jika mereka punya sembilan, aku punya nol. Jika mereka punya rahim, aku punya nol. Jika mereka labuh, aku mulai berenang berperahu nol; tak terhingga.
(2013)

Pirang Rambutmu
Seperti arumanis di bawah terang neon lapak mamang pasar malam. Kontras dan bersinar. Kau hanya terlahir spesial, melepuh sekujur tubuh.

(2013)
Mobilisasi Enam Derajat Sehari
Aku masih diam. Belum tentu bergerak apalagi membelah diri. Tapi, dia telah membelah martabak angka 86400 bagian.
Aku pengangguran.

Marong,2013
Di Hampar Pasir Terhujani Matahari
Dan kutemukan gemintang pada rebahan bebutir hitam; harapan yang terhempas gelombang pasang kepesimisan.

(2013)
Biodata
Dewi Kharisah, lahir di Kendal, 31 Desember 1994. Merupakan salah satu kontributor dalam antologi E-CA Moment 3.

Tag : Puisi
0 Komentar untuk "Puisi-puisi Dewi Kharisah"

Back To Top